Jumat, 16 Desember 2011

Dibalik dinding kelas

Menjalani profesi sebagai guru ternyata sungguh sebuah anugerah yang besar buat saya......Mungkin sebagian orang akan berkata,"Ah, apa sih enaknya jadi guru.....tiap hari harus berkutat dengan lembar' kerja siswa, membuat soal,mengoreksi, apalagi kalau sudah awal tahun pelajaran,kita harus membuat perncanaan KBM untuk satu thn kedepan......(hmmmmmhhhhhhhh..kalau bagian yang ini trus terang memang bikin bete!!!).
Belum lagi harus menghadapi anak" zaman sekarang yang karakternya sungguh berbeda dengan jaman kita dulu......(jelas aja beda buuuuuuu...dulu mana ada gadget,internet,social network macam FB atau Twitter,begitu kata murid'ku....)Tetapi dibalik itu semua saya harus bersyukur karena tidak jarang justru saya belajar banyak dari mereka melalui beragam persoalan mereka yang saya temui sehari",apakah problem akademik,keluarga,pertemanan,dan problem yang paling menarik:percintaan........Dari hari kehari, bulan ke bulan dan tahun demi tahun yang saya lalui dalam profesi yang katanya tanpa tanda jasa( menurut saya tanpa tanda jasa bukanlah persoalan ketika kita mendengar atau menerima kunjungan para alumni yang telah sukses pada bidangnya masing", sungguh itu merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai bagi kami..........)Beberapa dari peristiwa yang saya alami bersama murid tercinta akan saya bagi melalui blog ini.Mungkin dari berbagai peristiwa lucu, sedih, gembira yang kami alami bersama anak didik kami dapat menjadi penghibur kala saya lelah mengadapi tumpukan kertas koreksian.. o
< >
\\
^ ^ CERITA SATU
Peristiwa ini terjadi beberapa tahun yang lalu.......Ketika itu sbagai wali kelas saya meminta anak untuk menuliskan biodata plus apa saja yang ingin mereka keluhkesahkan.....apakah mengenai prestasi di sekolah, hubungan pertemanan atau permasalahan dalam ............Semua itu saya lakukan untuk lebih mengetahui apa kondisi riil anak" di kelas saya,agar jika kelak terjadi permasalahan saya sedikit banyak saya sudah punya gambaran ttg akar permasalahannya...
Ternyata banyak sekali kejuta yg saya dapati dari "curhatan"anak tsb.......saya sendiri sampai terkaget" sekaligus sedih dengan cerita mereka tsb....( anak" saat itu kls 7/1 SMP)
"Saya benci ibu saya. Karena dia selalu membela adik ada dia pasti suasan dsaya...Kalau di rumah ada dia pasti suasana "panas",ujung"nya saya pasti ribut sama ayah saya........" Saya tertegun. Untuk sesaat saya tidak tahu hrs berkata atau berbuat apa.......Anak ini sesungguhnya anak yang pintar, terbukti dia bisa masuk ke sekolah kami yang tingkat persaingannya tinggi..dia juga berasal dari SD yang baik...
Tetapi di SMP ini prestasinya kurang menonjol dan tidak fokus.Akhirnya saya putuskan untuk berbicara dengan ibunya dengan mengundangnya datang ke sekolah. Si anak sementara saya biarkan dulu........Dari hasil perbincangan itu barulah semuanya terkuak......bahwa beliau sebenarnya adalah ibu sambung alias ibu tiri yang juga tertekan dengan keadaan ini. Bahwa dia menikah dengan ayahnya adalah atas persetujuan sang anak,ibu kandungnya tinggal di kota lain dan dia bingung hrs berbuat apa."Sebagai ibu, walaupun ibu sambung saya ingin mendidik anak dengan benar,tetapi saya selalu dianggap jahat sehingga kerap kali pertengkaran meletus." tuturnya sambil menangis......Saya hanya berujar lirih,"Sabar bu........maklum usia segitu sedang dalam proses pencarian jati diri dan cenderung merasa paling benar...." Saya akan berusaha bicara dengan putra ibu......" Beberapa hari kemudian barulahanak tersebut saya panggil. Saat itu saya pura' blm tahu ttg keadaan yang sebenarnya......" Nak, kemarin ibu baca curhatan kamu, ibu kok sedih ya baca tulisanmu ttg ibumu sendiri.Itu nggak baik kan?" kataku. "Dia bukan ibu saya kok,bu." sahutnya datar. "Lho,terus?" lanjut saya pura" kaget. "Dia ibu tiri saya bu......dan saya selalu disalahkan kalau rbut dengan adik tiri saya itu...."lanjutnya lagi. "Memang usia adikmu berapa? tanyaku lagi. Selanjutnya dia bilang bahwa ibunya suka mengatur-ngatur,melarang dsb. Setelah dia puas mengeluarkan isi hatinya,saya nasihati dia pelan-pelannga. saya katakan bahwa dulu ayahnya menikah atas persetujuannya dan saya katakan kalau kau sayang pada ayahmu, harus juga menyayangi ibumu,sekalipun beliau ibu tiri. tentang mengatur dan melarang ini itu semua karena tanggung jawabnya untuk menjadikanmu anak yg sholeh dan sukses........Saat itu dia menunduk dan menganggukkan kepalanya.....Dalam hati saya berdoa semoga persoalan yang membelit mereka segera usai dan prestasipun akan diraih oleh muridku tsb.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar